Monday, September 13, 2004

"diam"

Celoteh-celoteh ayam sombong datang menyapaku dengan rayuan hilang-hilang tak berbekas dari peraduan padang pasir diam-diam menyapa lewat sapuan lembut kelembutan berbau kasturi aku diam merasakan kelembutan sekeras batu-batu yang berjanji setia untuk menjadi dasar neraka

Lalu aku terus diam ketika hembusan angin padang sahara datang menyapa dengan membawa angin surga aku hanya diam ketika tarikan tangan seribu tenaga gajah mencengkram erat lenganku dan menyeretku menuju lubang tak berdasar

Diamku bukan karena ada kekuasaan untuk diam diamku karena aku tak bisa apa-apa termasuk untuk diam itu sendiri diamku menemukan maknanya dan memberi arti pada kondisi ini diamku diam sejati
(8 Oktober 2002)

No comments: